Padang (LN) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dimaksudkan untuk meningkatkan gizi anak sekolah, kini menjadi sorotan serius di Sumatera Barat. Kasus keracunan massal di berbagai daerah, dari Sleman, Kupang dan Agam, menimbulkan pertanyaan mendasar: apakah harga per porsi yang ditetapkan pemerintah cukup untuk menjamin keamanan dan kualitas makanan?
Keracunan berulang, korban ribuan
Sejak awal 2025, lebih dari 6.000 siswa menjadi korban keracunan MBG. Mereka mengalami mual, muntah, diare, bahkan beberapa harus dirawat di rumah sakit. Laboratorium menemukan bakteri patogen seperti E. coli, Clostridium, dan Staphylococcus dalam sampel makanan dan muntahan korban.
Pakar keamanan pangan dari UGM menegaskan, “Masalah utama adalah proses pengolahan dan penyimpanan yang tidak higienis, ditambah skala produksi besar dengan target ribuan porsi per hari.”
Harga per porsi MBG jauh di bawah standar lokal
Pemerintah menetapkan Rp10.000 per porsi untuk MBG, dengan rincian Rp5.000 untuk bahan baku, Rp3.000 untuk operasional dapur, dan Rp2.000 untuk sewa fasilitas dapur. Namun, standar biaya makan di Sumatera Barat mencapai Rp17.000 per orang, artinya harga MBG jauh di bawah kebutuhan standar masyarakat lokal.
Tekanan menekan biaya hingga Rp6.500 per porsi di beberapa daerah justru memperburuk risiko. Bahan baku yang murah dan kadang kurang segar, Prosedur higienis sering dipangkas serta fasilitas dapur seadanya dan minim kontrol mutu.
Banyak orang tua di Sumbar kini lebih memilih sembako murah atau bantuan tunai, karena khawatir anak-anak mereka keracunan.
“Daripada MBG yang murah tapi berisiko, lebih baik beli sendiri yang aman,” ujar seorang ibu di Padang.
Kritik tajam dan tuntutan evaluasi
CISDI dan lembaga konsumen menuntut moratorium sementara dan evaluasi menyeluruh MBG, agar BPOM dan dinas kesehatan dapat mengawasi standar keamanan pangan secara ketat. Kajian ini menekankan bahwa target harga murah tidak bisa mengorbankan gizi dan keselamatan anak.
Harga MBG Rp10.000 per porsi jelas jauh dari standar biaya makan Rp17.000 di Sumbar. Tekanan efisiensi biaya membuat anak-anak menjadi pihak paling rentan terhadap keracunan. Tanpa revisi harga dan peningkatan standar keamanan pangan, MBG berpotensi menjadi ancaman kesehatan, bukan solusi gizi.
#red



Tidak ada komentar:
Posting Komentar