Padang - Sekretaris Daerah Kota Padang Andree Harmadi Algamar menargetkan angka prevelensi Stunting di Kota Padang pada tahun 2022 dapat turun 15%. Stunting ini sangat penting dan menjadi fokus utama pemerintahan.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kota Padang Andree Harmadi Algamar disela - sela saat memberikan pengarahan tentang Stunting di ruangan aula, Hotel Axana Padang, Selasa (30/8/2022).
"Bagaimana Stunting ini mempengaruhi pendapatan nasional kita, karena pendapatan angka Stunting pada dewasa pendek/kerdil tentu akan lebih rendah dari pada pendapatan teman - temannya yang normal, mungkin 10,11 atau pun 20%. Jadi kalau kita gagal hari ini maka 10 tahun ataupun 20 tahun yang akan datang kita akan mempunyai generasi yang gagal," ungkap Setdako Andree.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang dr. Srikurnia Yati menyebut, dalam kegiatan analisa situasi kita dapatkan pemetaan dari lokasi - lokasi Stunting, kemudian nama by name by address dari semua anak - anak Stunting kita. Dari survei SNI yang dilakukan oleh Kementrian ada 3.000 lebih anak yang Stunting di Kota Padang, dari data tersebut kita lakukan validasi sehingga sesuai dengan pandangan bersama antara Dinas Kesehatan, Kecamatan dan Kelurahan ada 1.002 dari 3.000 anak yang betul - betul Stunting. Jadi langkah selanjutnya kita buat pemetaan kita laksanakan rencana tindak lanjut.
"Alhamdulillah sudah di fasilitasi oleh Dinas DP3AP2KB dengan adanya tim percepatan penanganan Stunting di Kota Padang, tim nya juga sudah diskusi terkait dengan kegiatan masing - masing sudah dibagi," Tuturnya.
Afiadi juga mengungkapkan juga kemungkinan perlu disampaikan kepada kita bersama aksi - aksi apa saja yang perlu kita lakukan untuk di tindak lanjuti, supaya ada kenaikan. Karena ini bukan hanya isu di Kota Padang dan Sumbar saja, melainkan isu Nasional.
"Maka dari itu kita harus bertanggung jawab penuh untuk menurunkan Stunting khususnya di Kota Padang", ujar Kepala Dinas DP3AP2KB Afriadi.
Maihendrizon selaku Kabid Bappeda Kota Padang mengatakan data untuk aksi konvergensi Stunting di bangdata Bappeda masih banyak yang belum mengisi sehingga kondisi Kota Padang masih dalam master ansit.
"Dalam penilaian kinerja Stunting dibutuhkan inovasi kegiatan dan di dokumentasikan. Dari DP3AP2KB Bapak Asuh, dari Kelurahan Lubeg bantuan bagi keluarga Stunting, Ampang, Ibu Mentor dan Komitmen penurunan Stunting pada tahun ini," ujarnya.
Dr. Syahrial selaku DPC Gizi Kota Padang menyampaikan Pemberian PMT dipastikan sampai ke mulut balita Stunting bukan dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.
"Edukasi catin untuk menurunkan kejadian Stunting terutama pada pernikahan dibawah usia 19 tahun, agar kejadian Stunting tidak estafet kepada generasi selanjutnya," ujarnya.
Selain itu Laila selaku Ikatan Bidan Indonesia (IBI), mengatakan IBI berkomitmen untuk penanganan Stunting baik secara promotif dan preventatif.
"Inovasi DP3AP2KB bersama IBI terdapat aplikasi berbasi Nik yang nantinya data ini akan di berikan kepada pembina wilayah di Puskesmas setempat sehingga data yang dimiliki DP3AP2KB sama dengan Dinas Kesehatan," pungkasnya.
Menurut Teddy Antonius selaku Kepala Dinas Disdukcapil menyampaikan bahwa kami sudah bekerjasama dengan RS dan BPS untuk pembuatan NIK melalui aplikasi dalam pembuatan NIK dan KK.
"Apabila pada pengurusan NIK yang tidak lengkap persyaratan ( termasuk pada pernikahan tidak resmi ) bida digantikan dengan SPTJM dan DISDUKCAPIL siap untuk jemput bola dan menuntaskan permasalah Stunting ini," pungkasnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh DISDUKCAPIL, DINSOS, PERKIM, BAPPEDA, DINAS PENDIDIKAN, BP3AP2KB beserta wakil - wakil masyarakat meliputi : Perwakilan Kecamatan, Kelurahan, KUA Kecamatan, LPM, Kader dan TP-PKK Kecamatan serta unsur lain yang terkait.
Sumber Berita : Pemerintah Kota Padang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar